Timnas Bola Voli Putra Indonesia secara mengejutkan meraih prestasi gemilang dengan menempati peringkat keempat Kejuaraan Bola Voli Senior Putra Asia ke-19, yang berlangsung di Gresik, JawaTimur, 24 Juli hingga 1 Agustus lalu. Prestasi ini merupakan sejarah bagi perbolavolian Tanah Air. Mengingat prestasi terbaik yang pernah ditorehkan timnas bola voli Indonesia adalah peringkat keenam pada Kejuaraan Asia di Filipina pada 2009. Sebelumnya pada 8-15 Juli 2017 lalu, timnas putri juga menjadi runner-up Turnamen Bola Voli Internasional Piala VTV ke-13 di Vietnam. Sukses tim asuhan Risco Herlambang itu cukup membanggakan karena tim tuan rumah Vietnam yang  disiapkan menuju SEA Games XXIX/2017 Kuala Lumpur, Malaysia dikalahkan di semifinal dengan skor 3-2. Masuknya tim asuhan Samsul Jais di dalam kelompok empat besar ini melebihi target yang dicanangkan Pengurus Pusat (PP) PBVSI yaitu masuk delapan besar. Target ini awalnya seperti sulit untuk bisa dicapai karena dari 16 peserta, terdapat tim-tim kuat seperti Jepang, Cina, Korea Selatan, Iran, Kazakhstan, Cina Taipei, dan kemudian tim-tim dari negara-negara Arab seperti Qatar dan Saudi Arabia.

Ternyata timnas yang disiapkan menuju SEA Games XXIX/2017 Kuala Lumpur Malaysia, ini mampu menunjukkan prestasi spektakuler. Tim sekelas Qatar, yang sebagian pemainnya merupakan pemain naturalisasi dari Rusia, mampu ditundukkan. Begitu pula dengan Saudi Arabia. Alhasil, perjalanan Agung Seganti dan kawan-kawan pada kejuaraan dua tahunan ini cukup membanggakan. Namun, perjuangan timnas ini belum usai, karena event di Gresik merupakan ajang uji coba menghadapi, SEA Games di Kuala Lumpur, 19-30 Agustus 2017 mendatang. Pada SEA Games Kuala Lumpur yang hanya tinggal menghitung hari, timnas putra ditargetkan meraih medali emas. Jika mengacu pada hasil Kejuaraan Asia di Gresik, target medali emas nampaknya akan menjadi kenyataan. Karena, dua calon lawan di SEA Games nanti, Thailand dan Vietnam berada pada posisi 10 dan 11 di Kejuaraan Asia lalu. Sulit memang memprediksi siapa peraih medali emas jika berpatokan pada hasil di Kejuaraan Asia. Dua negara calon lawan nanti, Thailand dan Vietnam tidak dihadapi di Gresik lalu.  Hasil positif di Gresik diharapkan kembali terjadi di Malaysia. Kepercayaan diri dari tim yang baru dua bulan dilatih di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor itu memang sangat diperlukan. Thailand dan Vietnam dipastikan memantau permainan timnas pada Kejuaraan Asia di Gresik. Setiap timnas Indonesia tampil, tim statistik dari Thailand selalu hadir di pinggir lapangan.  Seharusnya, kita pun melakukan hal yang sama. Pada saat pasukan Samsul Jais menghadapi Iran di perempat final di GOR Tri Dharma Petrokimia Gresik, Thailand sedang berhadapan dengan Vietnam di lapangan lain, GOR Wahana Ekspresi Pusponegoro (WEP) Gresik. Tim-tim yang turun di Kejuaraan Asia ini rata-rata dilengkapi dengan tim statistik sendiri. Selain Thailand, tim Jepang yang menjuarai event ini juga dilengkapi dengan tim statistik. Bahkan, tim Negeri Sakura merupakan tim yang banyak membawa anggota yakni sebanyak 29 orang termasuk di dalamnya tim statistik, masseur. Begitu pula dengan Iran, yang datang dengan rombongan 30 orang. Sedangkan tuan rumah Indonesia, diperkuat dengan 19 orang yang terdiri dari 14 pemain, tiga orang pelatih dan asisten pelatih, serta satu terapis dan manajer. Di masa mendatang, tim statistik wajib ada. Apalagi, tahun depan timnas juga akan menghadapi Asian Games di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah. Menambah Ilmu
Terlepas dari sukses prestasi, dukungan dari penggemar bola voli di Indonesia, khususnya penggemar di Jawa Timur sangat membanggakan. Utamanya saat timnas berlaga. Bahkan, penonton dari sekitar Kabupaten Gresik datang ke GOR milik Petrokimia dengan menggunakan berbagai macam kendaraan. Meski begitu, ada hal yang cukup memprihatinkan yaitu tidak tampaknya pelatih dan pemain di luar timnas. Padahal, boleh dikatakan, tim-tim yang hadir di Gresik ini adalah tim-tim terbaik di Asia bahkan Dunia. Kehadiran para pelatih di pinggir lapangan memang sangat baik untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan dari tim-tim kelas dunia, seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, Cina, Cina Taipei dan Kazakhstan. Setidaknya akan menambah ilmu dari adanya perkembangan bola voli dunia. Bagaimana tidak, tim Jepang yang datang dengan kekuatan penuh, didampingi asisten pelatih yang merupakan salah satu pelatih bola voli terbaik di dunia yaitu Philippe Blain yang berkewarganegaraan Perancis. Tim bola voli Cina juga didampingi pelatih berkebangsaan Argentina, Lozano Raul. Demikian pula dengan Iran yang diasuh pelatih asal Argentina, Juan Manuel Cichello. Seharusnya kesempatan ini dimanfaatkan benar-benar oleh para pelatih yang sudah menyandang sertifikat nasional untuk hadir menyaksikan langsung event ini. PP PBVSI yang sudah susah payah meminta kepada AVC (Asian Volleyball Confederation) untuk menjadi tuan rumah kejuaraan ini, selain lebih ingin memasyarakatkan bola voli juga akan menambah ilmu bagi para pelatih dan atlet bola voli di Indonesia. Kini, usai sudah “pesta bola voli” di Gresik itu. Selain prestasi fenomenal, setidaknya pasukan Merah-Putih, yang pernah merajai bola voli di kawasan Asia Tenggara itu tidak lagi di pandang sebelah mata, paling tidak oleh Thailand. Masih ada target lain lagi yang harus dihadapi timnas ini yaitu SEA Games di Malaysia, akhir bulan ini dan Asian Games tahun depan di Jakarta. 


Keikutsertaan tim Garuda pada turnamen internasional di luar negeri juga harus terus digalakkan. Agar lebih menambah latih tanding dari para pemain. Seperti apa yang dikatakan kapten timnas, Agung Seganti pada suatu kesempatan kepada wartawan, “Kita harus sering mengikuti kejuaraan internasional agar menambah pengalaman tanding.”***

 berita
Lutfi Sukri
Pemerhati Bola Voli Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar